Author |
indonesia vs privacy |
occupied Joined: Feb 24, 2007 Posts: 99 From: Middle of Nowhere PM |
sungguh menyedihkan, tapi memang masalah privasi dalam berkomunikasi di indonesia sangat tidak terjamin. saya pengguna fwt prabayar Flexi Trendy, NID 10496.
beberapa kali saya mengalami masalah mulai dari laman web palsu, sambungan internet yang dialihkan ke situs lain, program/aplikasi yang diubah2 bahasa didalamnya, dlsb (saya ada punya banyak bukti, kalau ada yang berminat). mungkin hal tsb adalah suatu kebetulan. tapi, kebetulan yang berulang bukanlah kebetulan namanya.
atau mungkin masalahnya bukan pada operator, dan sejauh ini cs telkom flexi cukup responsif bila ada keluhan.
tekanan sangat wajar dalam politik atau agama - bila anda punya pandangan menyimpang dari mayoritas, bersiaplah menghadapinya. menjadi tidak wajar dan, maaf, kurang ajar, bila ada yang berusaha menekan orang biasa, baik2, tidak punya pandangan menyimpang, bukan politisi, bukan kriminal, bukan teroris, bukan koruptor atau maling ayam, seperti saya.
sialnya, ini semua saya alami sendiri. disini, di indonesia.
ada yang punya pendapat beda?
------
I am a Flexi Trendy's prepaid subscriber. it's a service from Telkom, Indonesian biggest fixed and fixed wireless phone operator - if I am not mistaken, the telco company is listed in New York Stock Exchange.
dunno what have I done wrong, but my privacy is often harassed, especially when connected to internet using the operator's data service.
|
|
goarthur77 Joined: Apr 17, 2009 Posts: 47 PM |
In what way are you being harassed, my friend? |
occupied Joined: Feb 24, 2007 Posts: 99 From: Middle of Nowhere PM |
bogus pages, my browser is often redirected etc.. thanks for replying.
-----
ini ada satu cerita menarik.
1980an, India dibawah Gandhi adalah salah satu negara terkorup didunia. ya di sektor bisnis privat, apalagi di institusi pemerintah khususnya kementerian keuangan. untungnya, selalu ada saja orang-orang baik yang berusaha mencegah kejadian ini berkekalan.
bukan. bukan keluarga Pandawa, atau Sri Rama, atau Inspektur Vijay (tipikal nama untuk tokoh protagonis dalam film bollywood), tapi seseorang wartawan harian Indian Express bernama Gurumurthy, dan seorang lagi, Bhure Lal, PNS di kementerian keuangan yang merasa terpanggil untuk menegakkan keadilan. keduanya ini didukung oleh atasannya masing-masing menteri keuangan, Singh, dan sang pemilik harian, Goenka.
tapi, apa yang kemudian terjadi? PM Gandhi, yang adalah sohib dekat aktor Amitabh Bhachchan yang disebut-sebut terkait kasus yang sedang diselidiki dua jagoan kita diatas, murka. kasusnya waktu itu adalah, menurut aturan, warga negara tidak dibolehkan menyimpan uang di luar negeri dan Bachchan bersaudara, seperti kebanyakan konglomerat India lain, tampaknya melanggar aturan ini. menteri Singh dimutasi ke kementerian pertahanan; Lal dilucuti jabatannya dan diinterogasi; kantor redaksi Indian Express diobok-obok, kebebasan pers dalam bahaya; Gurumurthy ditahan. tuduhannnya? sama dengan yang dituduhkan pada kambrat dia dari kementerian keuangan tadi: mengkhianati negara, yang, kemudian ternyata terbukti adalah tuduhan palsu.
itulah yang terjadi di India, dan tampaknya ini pula yang sedang terjadi disini, di indonesia. "hukum" digunakan untuk menyingkirkan orang-orang yang tidak disukai sistem. perlahan-lahan, begitu halusnya untuk disadari, tapi pasti. dan, sangat rapih serta sistematis, dan melibat segala macam rupa komponen bangsa, termasuk media yang dikontrol pemerintah.
begitulah, lalu tiba-tiba muncul tuduhan-tuduhan yang mengada-ada. mengada-ada, karena hanya berdasar sinyalemen, tanpa dapat dibuktikan. mulai dari keterlibatan apa tah dengan jaringan teroris atau kah narkoba, atau kah kasus korupsi, dan yang lebih menyakitkan: menjadi mata-mata bagi negara asing. mungkin semuanya cuma alasan untuk bisa melakukan penyadapan. tapi dasar spion melayu, belum dirasa afdol bila belum menimbulkan kerugian di pihak target. dan terjadilah apa yang terjadi.
sekali lagi, saya bukan politisi, bukan fungsionaris Partai Kadal Bebuntut misalnya, tidak punya akses ke pusat kekuasaan, tidak punya kekuasaan untuk disalahgunakan, bukan pengguna apalagi pengedar narkoba, bukan kriminal, bukan teroris, bukan koruptor atau maling ayam.
tekanan dalam bentuk apapun, oleh siapapun, dengan alasan apapun, sudah bukan jamannya lagi. saya amat sangat heiran sekali, kenapa ada orang-orang yang semakin tua, semakin dekat ke liang kubur, nafsu berkuasanya makin bercabul dan berusaha memperoleh atau mempertahankan kekuasaan dengan cara apapun jua seolah-olah ini adalah warisan nenek moyang mereka. maharu malarchiklah, datuk, datin! kalau anda punya masalah dengan seseorang, selesaikan melalui mekanisme yang ada. langkah pertama, tunjukkan bukti bila memang saya dituduh telah melakukan kesalahan. saya sudah kasih kesempatan untuk mengambilalih semua kegiatan saya di internet, tapi tak seorang budak juapun, baik dari puak melayu maupun londo, yang mau.
oh iya, ini sama sekali tidak ada kaitan dengan pemilu. persetan dengan pemilu. jangan bicara soal demokrasi kalau ada hak-hak warga negara yang diabaikan, atau bahkan sengaja dirampas oleh negara yang seharusna melindungina...
--------
I am posting this again in english so that people who don't speak the language I am using get it. maybe I'd win their sympathy in place of good deeds I did for them in the past, especially green activists, and pressure the oppressors until my constitutional rights are restored juuuust kidding. I help people whole-heartedly, not for sumkinda attachments. seriously.
I am telling a story about Indian Express's Gurumurthy. the story is probably well-known to journos or spook community people who'd been in the business for at least two decades because it got to do with Indian gov't under Gandhi, famous Indian film star Amitabh Bhachchan, Tata Group, and American private investigator Fairfax Group, and it took place in 1980's, among of the years in which espionage activity in its zenith: Tehran (following the Islamic revolution) and Beirut hostage, (failed) Blue Light op, Reageniran - Contra gate, US Muskovic embassy wiretapped, Ed Wilson's trial, just to name a few.
of course I would not ridiculously associate what I am suffering for to that of Mr. Gurumurthy. no, I am far from that. a journo, I am not, neither a spook. I don't have a power to abuse, nor am I close to power. I am just an ordinary dude whose privacy is often abused by the country I used to love -hey, I am a patriot- yet if the case is proven to be what it is, why the hell should I love the effing country?
bring forth thy evidence if thou art accusing me with something thou think a wrongdoing which maketh thou have the right to wiretap my phone. that's what I am trying to say. then I would give mine. fair enough, yes? god said, "whoever lieth, dieth" (Leo X:12).
having said that, I won't give up what I am currently doing, either the world is marching against or supporting me.
[ This Message was edited by: occupied on 2009-06-23 07:48 ] |
occupied Joined: Feb 24, 2007 Posts: 99 From: Middle of Nowhere PM |
just spoke to the customer service, and yes, sumfing gone wrong here...
btw i bookmarked esato on ucweb but when i switched the phone on and connecting to the network, it suddenly disappeared
sumfing wong with the network..
not only this, but also my nokia is messed up.. for instance some saved radio stations missing and active again when somebody sent a msg to that phone.. downloaded stuff that's been tampered with..
something totally wrong is happened.
don't forget, frequecies are owned by public, so if you are about to censor something, do it lawfullly!
WkTask.zip, , httpheaders.zip, password: kulprit
[ This Message was edited by: occupied on 2009-07-10 14:14 ] |
|
Access the forum with a mobile phone via esato.mobi
|